Menilik Pembelajaran Mendalam

Riyo Arie Pratama
0



    Pendidikan, sebagaimana yang kita pahami, bukan sekadar transfer pengetahuan dari pengajar kepada peserta didik. Pendidikan adalah perjalanan penemuan diri, pemahaman dunia, dan pembentukan jati diri yang utuh. Sebuah perjalanan yang membebaskan, yang memberi ruang untuk tumbuh dalam kedalaman pemahaman, perasaan, dan tindakan. Hal ini kemudian coba diwujudkan dalam 2 kata sederhana namun penuh makna, inilah yang disebut dengan pembelajaran mendalam. Sebuah pendekatan yang menuntut tidak hanya pengetahuan kognitif, tetapi juga integrasi perasaan dan pengalaman dalam proses belajar itu sendiri.
    Pembelajaran mendalam dapat dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya sekadar menghafal atau memahami informasi, tetapi juga meresapi, menghayati, dan menginternalisasi pengetahuan yang diperoleh. Pembelajaran ini berlandaskan pada tiga elemen penting yang harus ada: kesadaran, makna, dan kegembiraan. Ketiganya saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, bagaikan benang-benang yang menjalin kehidupan pendidikan yang berkelanjutan.

Kesadaran

Kesadaran dalam konteks pembelajaran mendalam lebih dari sekadar kesadaran akan materi yang dipelajari. Ini adalah kesadaran diri, kesadaran terhadap lingkungan, dan kesadaran akan hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dalam dunia nyata. Seorang peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran mendalam diharapkan tidak hanya memahami konsep secara teori, tetapi juga menyadari bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran bukan hanya tentang menjawab pertanyaan ujian, tetapi lebih tentang menjawab pertanyaan kehidupan yang lebih besar.

Makna

Makna adalah elemen yang menjadikan pembelajaran itu hidup dan memikat. Tanpa makna, pembelajaran hanyalah serangkaian informasi yang terputus-putus, yang tidak memiliki kaitan dengan nilai-nilai yang lebih dalam. Pembelajaran mendalam mengajak peserta didik untuk mencari makna dari setiap materi yang dipelajari—makna yang menyentuh hati, yang menantang pikiran, dan yang membawa mereka pada pemahaman yang lebih luas tentang dunia. Seorang siswa yang belajar dengan makna akan merasakan bahwa pelajaran itu relevan dengan kehidupannya dan memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi dan sosialnya.
 

Kegembiraan

Kegembiraan adalah api yang menyalakan semangat belajar. Pembelajaran mendalam tidak hanya dilakukan sebagai kewajiban, tetapi karena ia menyenangkan dan memuaskan. Gembira dalam belajar bukan berarti tanpa tantangan, tetapi lebih kepada perasaan puas dan terinspirasi saat proses belajar berlangsung. Ketika seorang siswa merasa gembira dalam pembelajaran, mereka tidak hanya mengingat pelajaran dengan lebih mudah, tetapi juga mengintegrasikannya dalam kehidupan mereka dengan cara yang lebih bermakna.

Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Merdeka

Dalam konteks kurikulum yang ada saat ini, Kurikulum Merdeka adalah suatu langkah besar menuju perubahan. Kurikulum ini menekankan pada kemandirian belajar, kebebasan untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat, serta penekanan pada pengembangan kompetensi yang relevan dengan dunia nyata. Meskipun kurikulum ini memberikan ruang bagi kreativitas dan kebebasan, masih ada celah dalam hal memberikan pengalaman pembelajaran yang benar-benar mendalam, yang melibatkan kesadaran, makna, dan kegembiraan secara lebih menyeluruh.
    Kurikuum Merdeka memberikan kebebasan kepada siswa, namun tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga fokus pada pengembangan pengetahuan yang tidak hanya sekadar berbasis pada hasil ujian atau keterampilan teknis. Pembelajaran mendalam yang lebih holistik dan berbasis pada keterlibatan emosional dan refleksi dapat menjadi kelanjutan dari prinsip kebebasan yang ada dalam Kurikulum Merdeka.
    Pembelajaran mendalam bisa menjadi sebuah pelengkap dan pembaruan terhadap Kurikulum Merdeka. Sementara Kurikulum Merdeka menawarkan kebebasan dalam memilih dan merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, pembelajaran mendalam menambahkan dimensi emosional dan filosofis, dengan mengintegrasikan perasaan dan pengalaman siswa ke dalam pembelajaran. Kedua kurikulum ini memiliki tujuan yang sama: membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup.
    Namun, untuk membuat perubahan ini lebih konkret, kita perlu memikirkan bagaimana proses ini bisa terintegrasi dengan baik. Pembaruan yang diperlukan bukan hanya dalam hal penyusunan materi atau perencanaan kegiatan, tetapi juga dalam cara kita sebagai pendidik mengajak siswa untuk berkolaborasi, berpikir kritis, dan merenung tentang apa yang mereka pelajari—untuk membuat pembelajaran itu benar-benar berarti.

Perubahan

Mengubah atau memperbarui kurikulum dari Merdeka ke pembelajaran mendalam bukanlah sebuah langkah yang tergesa-gesa, tetapi sebuah langkah yang matang dan terencana. Dalam dunia yang semakin cepat berubah, di mana keterampilan teknis yang berbasis pada penguasaan materi penting, namun yang lebih penting adalah kemampuan untuk memahami diri dan dunia di sekitar kita, untuk berpikir secara mendalam dan kritis, dan untuk merasa terhubung dengan pengetahuan yang dipelajari. Pembaruan ini mendesak, karena kita tidak hanya ingin mencetak siswa yang tahu banyak, tetapi siswa yang tahu mengapa mereka belajar, bagaimana mereka bisa menggunakan pengetahuan tersebut untuk kebaikan bersama, dan bagaimana mereka bisa menginspirasi orang lain melalui pembelajaran yang mereka jalani. Pembelajaran mendalam memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, dan menjadikannya sebuah misi yang lebih tinggi dalam pendidikan.

Pembelajaran mendalam adalah sebuah perjalanan yang tidak hanya mengarah pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada penemuan diri dan pemahaman yang lebih luas terhadap dunia. Dengan memadukan kurikulum Merdeka yang memberi kebebasan dengan prinsip-prinsip pembelajaran mendalam yang berbasis pada kesadaran, makna, dan kegembiraan, kita dapat membentuk generasi yang lebih siap menghadapi masa depan dengan rasa percaya diri dan keinginan untuk terus belajar. Inilah transformasi pendidikan yang lebih bermakna dan holistik—sebuah perjalanan yang membawa kita pada pemahaman bahwa pembelajaran sejati adalah pembelajaran yang mengubah, membebaskan, dan memberdayakan.
 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

Tag Terpopuler