Desa Kertajaya, yang dahulu dihantui oleh keberadaan sumur tua yang menyeramkan, kini berusaha pulih dari bayang-bayang masa lalu. Suara-suara aneh dari sumur telah mereda, dan warga desa berusaha menjalani kehidupan mereka tanpa beban ketakutan. Namun, saat Sari mendekati malam terakhirnya, atmosfer desa kembali dipenuhi oleh ketegangan yang tak terduga.
Dika, yang masih merasa terpanggil untuk membantu Sari menyelesaikan urusannya, memutuskan untuk mengunjungi sumur pada malam terakhir Sari. Maya, meskipun merasa cemas, mendukung keputusan Dika.
"Dika, apakah kau yakin ini langkah yang benar? Malam terakhir Sari bisa menjadi sangat berbahaya," ujar Maya.
"Kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Kita harus memastikan bahwa Sari bisa beristirahat dengan tenang setelah malam ini," jawab Dika.
Dika mendekati sumur, dan Sari muncul dari dalamnya. Rambut panjangnya yang basah kuyup bergerak di antara bayangan malam.
"Terima kasih, Dika. Aku tidak tahu bagaimana bisa membalas budi atas segala yang kau lakukan," ucap Sari.
"Kami hanya ingin membantu, Sari. Apa yang harus kita lakukan malam ini?" tanya Dika.
"Aku butuh bantuanmu untuk mengenang kenangan hidupku, agar aku bisa berpulang dengan damai," pinta Sari.
Dika dan Sari melakukan perjalanan melintasi desa, mengunjungi tempat-tempat yang menyimpan kenangan indah dan tragis dari kehidupan Sari. Mereka berkunjung ke reruntuhan rumah tempat Sari tinggal, ke taman bunga tempatnya bermain sebagai anak kecil, dan ke tempat pertama kali dia bertemu dengan pemuda yang menyakitinya.
"Sari, aku tidak bisa membayangkan betapa sulitnya untukmu melalui semua ini," ujar Dika.
"Ini adalah kenangan yang ingin aku tinggalkan, Dika. Tetapi, aku juga ingin mengenang bahwa kehidupanku di desa ini tidak hanya penuh dengan kesedihan," jawab Sari.
Di tempat terakhir, Dika menemukan selembar surat tua yang ternyata ditulis oleh Sari untuk ibunya. Surat tersebut menceritakan kebahagiaan, harapan, dan impian Sari sebelum hidupnya berubah tragis.
"Ini bisa menjadi kunci untuk membebaskan Sari sepenuhnya. Kita harus membawanya ke sumur," kata Maya.
"Sari, kami menemukan surat ini. Aku yakin ini akan membantumu menemukan kedamaian," ucap Dika.
"Terima kasih, Dika. Aku siap untuk berpulang."
Mereka membaca surat itu, dan suasana di sekitar sumur berubah. Angin malam berbisik lembut, dan cahaya bulan menerangi desa. Sari merasakan ketenangan yang ia cari selama ini.
Setelah malam terakhir Sari, desa Kertajaya merasakan perubahan positif. Suara-suara aneh dan kehadiran gaib dari sumur tua itu hilang, memberikan desa itu kedamaian yang mereka impikan.
"Dika, apa yang kita alami malam ini benar-benar luar biasa. Desa ini benar-benar berubah," ujar Maya.
"Ini membuktikan bahwa terkadang, kita perlu menghadapi ketakutan kita untuk membawa perubahan yang baik. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di seberang ketakutan itu," kata Dika.
Beberapa bulan setelah malam terakhir Sari, Dika merenung di warung kopi. Sari muncul di sampingnya, namun kali ini sebagai roh yang bersinar.
"Terima kasih, Dika. Kau telah membantu aku menemukan kedamaian," kata Sari.
"Aku hanya senang bisa membantu, Sari. Semoga kau bahagia di sana."
Sari tersenyum dan menghilang ke dalam kegelapan malam. Dika merasa puas karena telah membantu roh yang gentayangan menemukan kedamaian dan mengakhiri kutukan di desa Kertajaya.
Kisah Hantu Sumur Tua di Desa Kertajaya menggambarkan bahwa terkadang ketakutan kita bisa menjadi kunci untuk membawa perubahan positif. Melalui keberanian Dika dan Maya untuk menghadapi hal-hal gaib, mereka tidak hanya membantu arwah Sari menemukan kedamaian tetapi juga memberikan kedamaian bagi seluruh desa. Kisah ini mengingatkan kita bahwa terkadang tantangan terbesar kita bisa menjadi peluang untuk membawa perubahan yang baik, asalkan kita bersedia menghadapinya dengan hati terbuka.