Kengerian di Bekas Pabrik Tekstil | Bagian 2

Riyo Arie Pratama
0
Maya meraba-raba untuk menemukan alat perekamnya, dan saat lampu menyala kembali, bayangan itu lenyap tanpa jejak. Suasana di sekitarnya kembali ke keadaan yang mencekam, tetapi kali ini lebih intens. Maya merasa bahwa sesuatu yang tidak dapat dijelaskan mengawasinya, dan keberanian yang semula menguatirkan mulai pudar.

www.gotravelly.com


Dalam kegelapan yang menyelimuti ruangan, Maya mendengar bisikan-bisikan yang menggema di sekelilingnya. Suara-suara itu seperti jeritan dan rintihan, menciptakan suasana yang penuh dengan ketidakpastian. Tanpa disadari, ia merasa bahwa sesuatu mengikuti setiap gerakannya, dan setiap sudut ruangan memiliki mata yang memperhatikannya.

Maya berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutannya. Ia terus berjalan melintasi koridor-koridor yang sepi, dengan langkah-langkah yang semakin lambat. Di setiap tikungan, ia merasa bahwa ada sesuatu yang bersembunyi di balik bayangan. Suasana yang mencekam membuatnya terhuyung-huyung, namun tekadnya untuk mengungkap kebenaran masih membara di dalam hatinya.

Tiba-tiba, langkah kaki yang terdengar di belakangnya membuatnya berhenti. Tanpa berbalik, ia merasakan keberadaan yang tidak terlihat semakin mendekat. Suara nafas yang dingin menggema di telinganya, menciptakan kengerian yang sulit diungkapkan. Dengan hati yang berdegup kencang, Maya akhirnya berbalik untuk melihat apa yang mengikutinya.

Di hadapannya, bayangan besar yang tak berbentuk kembali muncul. Kali ini, itu membentuk wujud yang menyerupai sosok manusia, tetapi dengan wajah yang dipenuhi oleh kegelapan. Mata hitam yang dalam menatap Maya, seolah-olah membaca setiap pikiran dan ketakutannya. Suara-suara aneh mengelilinginya, menciptakan melodi misterius yang mengguncang jiwa.

Maya merasa terpaku di tempatnya, tidak dapat bergerak. Bayangan itu semakin mendekat, dan ketakutan yang menguasainya membuatnya kehilangan kemampuan untuk bersuara. Dengan gerakan yang lambat dan tidak manusiawi, bayangan itu mengulurkan tangan ke arahnya, seolah-olah ingin mencengkeram jiwanya.

Saat tangan bayangan itu hampir menyentuh Maya, suara-suara aneh mencapai puncaknya. Ruangan seakan-akan bergetar, dan cahaya redup mewarnai sekeliling. Namun, sebelum bayangan itu dapat menyentuhnya, keheningan yang mendalam menyebar di sekeliling mereka.

Tiba-tiba, suasana berubah menjadi sangat dingin. Bayangan itu terhenti di tempatnya, seolah-olah dipaksa mundur oleh kekuatan yang tak terlihat. Dalam kegelapan, muncullah wajah-wajah pekerja pabrik yang sudah meninggal, dan suara-suara mereka mengisi udara. Mereka tampak marah dan gelisah, seolah-olah berusaha melindungi Maya dari ancaman bayangan yang gelap.

Maya menyadari bahwa roh-roh pekerja ini bukanlah ancaman, tetapi penjaga yang terperangkap di antara dimensi-dimensi waktu. Mereka datang bersama kegelapan yang melingkupi pabrik ini, mencoba untuk menyelamatkan orang-orang yang hidup di dunia mereka yang terpinggirkan. Dalam sekejap, bayangan itu lenyap, dan suasana kembali tenang.

Dalam momen ketenangan itu, roh-roh pekerja memberikan isyarat terima kasih kepada Maya. Mereka tampak meredakan kegelisahan mereka, dan seolah-olah anggota pabrik ini menemukan kedamaian yang mereka cari selama bertahun-tahun. Maya merasa sebagai perantara antara dua dunia, dan ia tahu bahwa tugasnya belum selesai.

Maya memutuskan untuk menelusuri lebih jauh tentang kejadian-kejadian misterius di bekas Pabrik Tekstil tersebut. Dengan bimbingan roh-roh pekerja, ia menemukan bahwa ada cerita tragis di balik kejadian-kejadian itu. Seorang pemilik pabrik yang tamak telah mengeksploitasi pekerja-pekerja ini, dan roh-roh mereka terus berkeliaran di pabrik sebagai bentuk protes dan kegelisahan.

Maya merasa tanggung jawab untuk membantu roh-roh tersebut menemukan kedamaian yang sejati. Dengan upaya keras dan keberanian yang tulus, ia bekerja sama dengan roh-roh tersebut untuk mengungkap kebenaran dan membawa keadilan bagi mereka yang teraniaya. Pada akhirnya, bekas Pabrik Tekstil tersebut bukan hanya menjadi tempat mencekam, tetapi juga tempat pembebasan bagi roh-roh yang terjebak.

Ketika Maya meninggalkan pabrik itu, ia tahu bahwa ia telah mengubah takdir tempat tersebut. Meskipun masih menyimpan bayangan masa lalu, bekas Pabrik Tekstil tersebut kini menjadi saksi pembebasan dan keadilan. Dan dalam keheningan malam, suara mesin-mesin yang sudah lama mati tidak terdengar lagi. Hanya riuh suara angin yang menyisakan kenangan akan kengerian dan keberanian yang terjadi di antara dinding-dinding pabrik yang pernah ramai itu.
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

Tag Terpopuler