![]() |
http://m.toriau.co |
Secara Lahiriyah, manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang diberi utility tambahan untuk menjalani hidupnya. Tau apa utility yang dimaksud? Iya, benar. Itulah yang dimaksud. Utility nya adalah otak. Jika diterjemahkan berdasarkan fungsinya, maka kita diberi kebebasan untuk menerjemahkan hikmah darim setiap ciptaan dan ketetapan dari Allah SWT Tuhan Pecipta Alam Semesta. Karena tidaklah mungkin sesuatu ciptaan Allah itu ada, tanpa memiliki hikmah dalam penciptaannya, tidak terkecuali akal atau otak kita.
Otak menjadi komponen yang
menjadikan ikhtiar lebih optimal sebagai yang harus dilakukan sebelum do’a. Baru
kemudian memunculkan tawakal. Dengan otak, (*atau lebih enak disebut akal
sajalah ya) kita akan bisa menghadapi masalah-masalah dalam hidup di dunia fana
ini dengan lebih bijaksana (*seharusnya), serta menjalani hidup dengan lebih
elegan.
Ujian hidup akan selalu datang
menerpamu selama nyawamu masih bersatu dengan jasadmu. Karena memang itu adalah
salah satu ciri bahwa kita benar-benar sedang hidup di dunia, bukan sekedar
tidak sengaja terpilih untuk hidup di dunia. Jika benar dalam memandangnya,
ujian hidup ini akan menghantarkan mu kepada sebuah perjuangan di hidup yang
sementara untuk memperjuangkan hidup yang selamanya. Karena kehidupan akan
berpihak kepada yang memandang dirinya dan mau berjuang untuk tetap tegar
berdiri menghadapinya.
![]() |
www.alinea.id |
Perjuangan terkadang memang terasa
menyakitkan, mungkin hingga memaksamu marah kepada keadaan. Tak cukup dengan
itu, mungkin kecewamu juga akan memantik hujat pada hatimu tentang rasa perih
yang sedang melanda dirimu. Itu wajar. Menangis? Yah itu solusi yang cepat dan
mudah untuk sedikit mengurai perih atau sakit dalam berjuang mengarungi hidup
ini.
Selain rasa perih, banyak rasa lagi
yang bisa kita rasakan selama kita hidup. Dan di sinilah akal kita kembali
menunjukkan perannya. Semakin sering berpikir, maka akan semakin banyak
kemunginan yang kita temui. Hingga kita tersadar bahwa kita hidup dalam dunia
yang memanglah dipenuhi tanda tanya yang tidak mungkin kita bisa merubahnya.
Suka tidak suka, mau tidak mau, ya kita memang akan mengikuti ini untuk bisa
melewatinya.
![]() |
https://konsultasisyariah.com |
Banyaknya pertanyaan, banyaknya
kemungkinan ini menempatkan kita di antara benar dan salah yang teradang hanya
diukur dengan “mungkin”, “sepertinya”, atau konkretnya benar atau salah ini
dipandang dengan rasa. Dan hal itu tidak akan selalu benar, tapi juga tidak
selalu salah. Hayoo gimana???
Sampai keadaan menuntun kita untuk
ingat kepada siapa yang menciptakan semua, akal, perih, sakit, marah, bingung, dan
rasa yang lainnya. Ya, Dialah Allah. Bersujudlah,
akui bahwa diri kita adalah mahluk ciptaan Nya yang teramat lemah. Mengadulah
kepada Nya, sampaikan semua gelisah, perih, dan pertanyaan-pertanyaan itu,
niscaya Allah akan berikan jawaban Nya. Mintalah kepada Nya jalan mana yang
terbaik untuk hidup kita. Yakinkan diri kita, percayalah bahwa Allah akan
menuntun kita dengan kasih dan sayang Nya untuk melalui jalan yang seharusnya.
Allah akan berikan yang terbaik untuk kita, tidak selalu yang kita inginkan.
![]() |
Setelah mengadu rasa kepada Sang Pencipta, munculkanlah rasa syukur dalam hati tentang semua yang telah terjadi. Persiapkan diri dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Jika kita ingin bersemangat menjalani hidup ini, lihatlah ke atas. Begitu banyak yang lebih baik dari kita. Begitu banyak tempat singgah yang indah untuk hidup kita di dunia ini. Tapi jika tidak dibatasi, semua hanya akan menjadi nafsu dan ambisi untuk menjadi paling nyaman hidup di dunia ini.
Saat ambisi mulai menyelimuti diri,
lihatlah ke bawah. Lihat ke bawah bukan secara harfiah menundukan kepala kita.
Tapi lihatlah ke bawah, melihat disekitar kita banyak yang lebih kurang
beruntung dari kita. Lebih merasakan pahit dan perih dibandingkan dengan kita. Maka
dari itu, mulailah dari sekarang, untuk terus bersyukur dengan apa yang kita
miliki sembari terus mendaki ke tempat yang lebih tinggi lagi tanpa harus
menjatuhkan orang lain. Saat sampai di tempat tinggi yang nyaman, jangan
lupakan orang yang butuh bantuan untuk naik ke tempatmu. Dan bersama, naik ke
tempat terindah yang dipersiapkan untuk kita, bukan saya dan bukan kamu.